Menu Tutup

PROGRAM STUDI MAYOR IMAMAT

Program Studi Mayor untuk para calon imam diikuti oleh para frater yang sudah menyelesaikan Tahun Pastoralnya. Setelah lulus Tahun Pastoral ini mereka akan direkomendasikan oleh Keuskupan atau Tarekat untuk mengikuti jenjang ini. Lamanya studi adalah 4 Semester, dengan mata kuliah-mata kuliah persiapan imam.

Banyak yang dipanggil – Sedikit yang dipilih

Jumlah mahasiswa Mayor tidak banyak. Dibandingkan dengan saat pertama kali masuk di program studi S1 Filsafat atau S1 Teologi, jumlah mahasiswa mayor menyusut tinggal 10-15 % saja. Itu terjadi karena dalam perjalanan para frater semakin mengalami pemurnian panggilan. Beberapa menyatakan diri tidak lanjut di jenjang imamat ketika mereka masih di program S1 (Minor), dan beberapa lagi mundur pada saat Tahun Pastoral. Memang begitulah, banyak yang dipanggil, namun sedikit yang dipilih.

Tuhan selalu mengutus pekerjanya

Meskipun tidak banyak, setiap tahun STFSP bisa mempersembahkan calon diakon secara rutin. Jumlahnya antara 6 tahbisan, atau bahkan bisa sampai dengan 10 tahbisan. Selesai lulus dari tingkat 6, tingkat terakhir, Bapa Uskup berkenan menahbiskan mereka menjadi diakon. Dan setelah jangka waktu 6 bulan atau lebih tibalah saatnya mereka menerima tahbisan imam.

GEMBALA PILIHAN

UJIAN YURISDIKSI

Salah satu syarat penting lulus program ini adalah ujian Yurisdiksi, yaitu ujian kompetensi untuk calon imam. Para Frater harus mempertanggungjawabkan pengetahuan mereka di bidang-bidang Pastoral, Teologi Moral, Liturgi, Spiritualitas, Kitab Suci, Hukum Gereja dan Pengetahuan Dogmatik. Untuk itu mereka dituntut menguasai kembali apa yang mereka telah pelajari selama 7 tahun pembinaan. Para penguji adalah para dosen senior yang ditunjuk secara khusus. Hasil ujian ini akan menjadi rekomendasi bagi Bapa Uskup dan Propinsial untuk menentukan kelayakan mereka bagi tahbisan nantinya.

PAPER REFLEKSI

Berbeda dari program S1, di program Mayor para frater tidak banyak diminta ujian tertulis atau lisan. Pada akhir kuliah biasanya para frater Mayor akan dituntut untuk menyusun paper yang berisi refleksi mereka atas apa yang mereka sudah pelajari di dalam kuliah. Memang itulah tujuannya, yaitu agar mereka sudah sendiri mengolah apa yang didapatkannya dan menemukan inti sari serta penerapan setiap pokok dalam kehidupan mereka sendiri maupun dalam kegiatan pastoral nantinya.

Di dalam kuliah Kepemimpinan misalnya, mereka juga diajak merefleksikan kekuatan-kekuatan pribadi mereka yang akan berguna dalam praktek memimpin. Kekuatan mereka yang menonjol seperti dalam hal fisik, emosi dan spiritual turut mempengaruhi gaya kepemimpinan itu.