Wisuda Sarjana S1 kembali digelar oleh Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng. Sebanyak 55 mahasiswa secara resmi mendapatkan gelar Sarjana Filsafat, setelah menuntaskan proses perkuliahan di STF Seminari Pineleng.
Acara digelar secara blended, hanya setengah mahasiswa saja diperbolehkan hadir di dalam Aula STF Seminari Pineleng, sedangkan sebagaian mahasiswa lain mengikutinya secara daring melalui facebook, yang disiarkan langsung oleh Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Manado.
Hadir dalam acara ini Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Katolik Keuskupan Manado, Pastor Ventje Felix Runtulalo, S.S., M.Th, dan Gubernur Sulawesi Utara yang diwakili oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Sulawesi Utara (Balitbangda Sulut), Bapak Dr. Jemmy Janeman Ronny Lampus. Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah Sulawesi Tengah, Gorontalo dan Sulawesi Tengah, Prof. Dr. Mahludin H. Bawuradi juga memberikan sambutan melalui siaran daring. Demikian juga Uskup Keuskupan Manado, Mgr. Benediktus Rolly Untu, MSC mengikuti acara ini secara daring dari Rumah Keuskupan di Manado. Dari lingkaran STFSP hadir Ketua Senat Akademik Dr. Johanis Josep Montolalu dan Pimpinan STFSP, Ketua, Wakil Ketua I Bidang Akademik dan para Kepala Jurusan Program Studi. Situasi Pandemi membuat para dosen dan sivitas akademik yang lain mengikutinya secara daring.
Ketua STFSP Seminari Pineleng, Dr. Gregorius Hertanto Dwi Wibowo, S.S, M.Th, dalam sambutannya mengangkat almarhum Johanis Maxi Paat, sekretaris Ikatan Alumni STFSP yang baru saja dipanggil pada tanggal 15 Agustus, sehari sebelumnya, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun STF Seminari Pineleng yang ke 67. Saudara Maxi Paat diangkat karena menjadi contoh bagaimana seorang alumnus STFSP telah mengharumkan nama STFSP dengan pengaruhnya di dunia nyata. Maxi Paat bekerja di Kantor Konferensi Wali Gereja Indonesia sejak tahun 1996, selepas dari pendidikan di STFSP. Dimana-mana ia bekerja, baik di Komisi Liturgi maupun di Komisi Hubungan antaragama dan kepercayaan (HAK), ia selalu dikenal sebagai orang baik, pintar bergaul dan memberi suasana kerja yang sangat diandalkan. Ialah yang menghimpun para alumni STFSP dan memotivasi semua anggota untuk berani tampil dan mengabdi pada Gereja, bangsa dan negara. Ia menjadi salah satu penggerak utama dalam banyak webinar IKAL baik di pusat maupun di daerah-daerah. Demikian pula di KWI dan parokinya, Paroki Bundah Hati Kudus Kemakmuran, ia selalu menjadi aktivis yang menghidupkan organisasi.
Ketua mengangkat dia sebagai contoh seorang alumnus yang baik, yang membanggakan STFSP dan memberikan kontribusi ke masyarakat. Lulusan STFSP harus selalu demikian dimanapun mereka berada. Bagi Pastor Hertanto, wisuda itu bagaikan peristiwa panenan tetapi sekaligus pesta menabur benih, yaitu menaburkan para lulusan ke dunia kehidupan yang nyata. Pengabdian itu akan dimulai dan akan berakhir sampai orang menghembuskan nafas terakhirnya, sampai akhirnya tiba di surga mulia.
Acara wisuda berjalan dengan lancar. Tercatat lulusan dengan nilai tertinggi yaitu Mahasiswa Rexi Kawuwung, dan lulusan termuda 22 tahun, Mahasiswi Efranita Kajo Joro. STFSP juga mendulang kebanggaan pada peristiwa ini yaitu dengan banyaknya mahasiswa yang lulus dengan prestasi CUM Laude. Selamat dan Profisiat.