Menu Tutup

Bangkit: Hidup Baru

17 April 2022. Ada seorang terkenal pemabuk di kampungnya. Tiap hari ia selalu minum ‘cap tikus’. Belum lagi kejahatna lainnya banyak dia lakukan.  Pekerjaannya nelayan, mencari ikan untuk dijual. Nah suatu kali ia ada di tengah laut. Badai taufan membuat laut bergelora. Usaha apapun untuk membuat laut tenang tidak berhasil. Perahu terombang-ambing, sebagian sudah mulai bocor dan air masuk. Mengetahui bahwa ada kemungkinan ia akan mati, laki-laki ini berdoa dengan suara keras, “O Tuhan jangan biarkan saya mati hari ini. Tolonglah saya. Saya berjanji kalau saya selamat saya tidak akan mabuk lagi. Saya akan jadi orang baik.” Tidak disangka doanya didengarkan Tuhan; laut pun reda dan ia selamat. Orang itu sangat bergembira, dan bersyukur. Dan tahu apa yang dibuatnya untuk mengucap syukur? Ya. Ia membeli “Cap Tikus” banyak-banyak untuk merayakannya.  Dia lupa janjinya. Maka Tuhan malam itu datang dalam mimpinya dan menanyakan. “Eh, katanya kamu mau bertobat?” Jawabnya, “Ah Tuhan. Persoalan di laut janganlah dibawa-bawa ke darat.’

Ada lagi cerita tentang beda antara puasa ular dan puasa ulat. Ulat kadang-kadang berpuasa sebelum melepaskan kulitnya. Begitu ia lepas kulit ia tetaplah ular biasa, memang lebih bersih sedikit, tetapi sifat dan karakternya sama. Sementara seekor ulat setelah makan banyak, ulat akan berpuasa dalam sebuah kepompong. Ketika sudah waktunya ia pun keluar dari kepompongnya dan menjadi kupu-kupu. Banyak kupu-kupu yang indah muncul dari proses ini. Kini ia bisa terbang dengan warna-warna yang menarik.

Merayakan kebangkitan apa artinya? Artinya kita pun diajak turut bangkit. Yesus bangkit mempunyai banyak konsekuensi. Pertama-tama Ia menunjukkan bahwa Ia menang atas maut dan budayanya. Apa itu budaya maut: kebencian, kekerasan, sifat iri hati dan penyaliban. Karena orang menghendaki Yesus dikorbankan maka orang menyalibkan Dia. Orang-orang bahkan tidak bisa memutuskan sendiri, karena semua terhanyut oleh keinginan yang sama untuk membunuh. Bahkan usaha-usaha untuk menyelamatkan Yesus dari seorang asing seperti Pilatus pun tidak mampu meredam amok massa. Yesus yang tidak bersalah pun disalibkan. Budaya ini biasanya menimbulkan dendam, amarah dari para korban. Tetapi dalam kebangkitan menjadi nyata bahwa budaya ini tidak ‘mempan’ untuk Yesus. Yesus bangkit membawa pengampunan.

Kedua kebangkitan berarti apa yang dikatakan Yesus bahwa Ia adalah anak Allah sungguh benar. Warta itulah yang ditentang oleh para imam kepala dan pemuka umat Yahudi saat itu. Itulah alasan mereka membunuh Yesus. “Bukan karena suatu perbuatan baik, kami hendak membunuh Engkau, tetapi karena Engkau mengatakan bahwa Engkau anak Allah. Dan dengan demikian Engkau menyamakan diri-Mu dengan Allah.” Kebangkitan berarti: memang Yesus anak Allah. Ia datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah, seperti ditulis oleh Yohanes (13). Kebangkitan membuktikan bahwa kata-kata Yesus benar. Ia menang atas kematian. Ia sungguh-sungguh – seperti dikatakan-Nya – jalan hidup dan kebenaran. Ia tidak berdusta. Ia mengatakan yang benar. Bahkan Ia adalah kebenaran itu sendiri: yang isinya Allah mengasihi umat-Nya yang bergelimang dalam dosa.

Ketiga, makna kebangkitan nampak dari betapa damai-Nya kedatangan-Nya ditengah para murid. Kedatangan Yesus yang bangkit melenyapkan ketakutan. Teman dari ketakutan adalah orang membangun tembok, mengunci pintu seperti yang dibuat oleh para murid. Teman lain dari ketakutan adalah menyalahkan, mencari biang keladi dari situasi yang tidak enak. Itulah yang terjadi ketika Magdalena dan wanita-wanita datang ke kubur dan mereka mendapati batu kosong. Pikir mereka, pasti ada yang mencuri. Ketakutan membuat kita tidak bebas. Dan Yesus datang dengan pesan yang berlainan: Damai, Jangan Takut! Damai disertai pengampunan, sebuah persahabatan baru dimulai dan demikian juga hidup baru.

Hidup baru seperti apa? Hidup dengan harapan. Hidup tanpa dosa. Hidup dengan mengalami pengampunan-Nya. Hidup berdamai, bersahabat. Singkatnya meninggalkan kebiasaan lama. Hidup baru akan mulai kalau orang percaya bahwa Yesus sungguh-sungguh bangkit untuk kita. Dalam perjuangan-Nya mengalahkan maut, Ia telah merangkul juga perjuangan-perjuangan kita setiap hari, dan memberikan kemenangan untuk kita sekalian. Jadi: hiduplah secara baru.