Menu Tutup

Workshop on Christian Ethic and International Humanitarian Law

Manado 12 – 14 Mei 2022

STF Seminari Pineleng menjadi tuan rumah untuk International Workshop on Christian Ethic and International Humanitarian Law. Workshop ini dimaksudkan untuk bertukar pikiran antar keempat perguruan tinggi yang mendidik para calon pemuka agama Kristiani, terutama dalam rangka memasukkan tema Hukum Humaniter dalam kegiatan Tridharma di Perguruan Tinggi. Keempat pergurun tinggi yang terlibat adalah STF Seminari Pineleng, STT Indonesia Timur Makassar, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga dan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Workshop ini digerakkan juga oleh ICRC (International Committee of Red Cross) atau Palang Merah Internasional.

ICRC sendiri sebagai pengembang mandat untuk menjalankan dan mempromosikan Hukum Internasional sudah lama bekerja sama dengan perguruan tinggi berbasis agama Islam dan agama-agama lain. Penjajakan dengan Perguruan Tinggi Kristen (Prostestan dan Katolik) sudah dimulai sejak tahun 2018, yaitu dengan diadakannya Workshop di Yogyakarta. Workshop ini adalah kelanjutan dari Wokshop ini dan lebih mengerucut ke para pemangku kepentingan di perguruan tinggi.

Acara diadakan di Swissbell Hotel, Manado dan diikuti utusan-utusan dari tiap perguruan tinggi: 3 dari Universitas Sanata Dharma, yaitu Romo Mateus Mali CSSR, Rm. Niko SJ, dan ibu Cecilia; 3 dari Universitas Kristen Satya Wacana, yaitu Pdt. Toni, Pdt. Rama Tulus dan ibu Pendeta Irene; serta 3 dari Indonesia Timur: Pdt. John Simon, Pdt. Abialtar dan Ibu Pendeta Yudith. Dari STF sendiri sebagai tuan rumah mengutus 5 orang: Pst. Barnabas Ohoiwutun, Pst. Hermas Asumbi, Pst. Antonius Tukiran, Pst. Timoteus Ata Leuehaq dan Pst. Baju Nujartanto. Mereka didampingi oleh Pst. Hertanto sebagai panitia dan sekaligus peserta. Dari Tim ICRC hadir Bapak Budi Hernawan, ICRC Adv

iser for Humanitarian Affairs, sebagai koordinator acara, Bpk Novriantoni Kaharudin, Miss Lauren Grace Armstrong, Regional Coordinator for Global Affairs, Miss Ursula N. Langouran, ICRC Legal Officer, serta ibu Sakdiyah Ma’ruf yang menjadi penerjemah langsung.

Acara berlangsung sangat bagus. Dimulai dengan acara pembukaan pada hari Kamis malam, lalu dilanjutkan dengan penerangan mengenai Hukum Humaniter Internasional pada sessi-sessi pertama, oleh Miss Lauren dan Miss Ursula serta Pak Budi. Pada Jumat sore hadir pula Bapa Uskup Manado, Mgr. Benediktus Rolly Untu MSC dan Sekretaris Badan Pekerja Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa, Bapak Pendeta Jefri Saisab, S.Th. Kedua pemimpin Gereja di Sulawesi Utara ini mensharingkan pengalaman dan pandangan masing-masing Gereja dalam situasi konflik, dan bagaimana Gereja memperhatikan mereka yang lemah dan menderita dalam situasi malang. Dalam berbagai konflik para pemimpin agama umumnya bisa bersikap arif dan bijaksana. Berkat

kerjasama dan dialog mereka bisa memberikan nuansa yang sejuk kepada masyarakat. Konflik ditangani dengan baik dalam konteks kerjasama. Bapa Uskup menekankan spiritualitas Samaria yang baik hati, dalam melayani para korban, tidak membeda-bedakan korban dari agama apa. Semua dilayani dengan baik. Mereka memberi input yang sangat penting untuk perguruan tinggi.

Hari berikutnya diisi dengan workshop yang mencerahkan peserta untuk merencanakan tridharma di perguruan tinggi masing-masing yang terkait dengan HHI ini. Selain presentasi dari peserta sendiri, dihadirkan juga Ibu Natalia Lengkong yang memberikan sharing integrasi Hukum Humaniter Internasional di  Universitas Sam Ratulangi Manado. Juga Bapak Dikdik Baehaqi Arif dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, secara virtual memberikan masukan pengalaman di Universitas Ahmad Dahlan.

Hasil dari workshop ini adalah berbagai macam ide dan rencana yang dapat diterapkan di perguruan tinggi masing-masing. Para peserta begitu antusias mengintegrasikan tema ini baik dalam pengajaran, maupun dalam kegiatan penelitian serta pengabdian kepada masyarakat.

Posted in Berita STFSP

Related Posts