Konon kabarnya, ada satu kota di Italia utara memiliki kebiasaan unik. Pada setiap tanggal 1 januari, ketika Gereja Katolik merayakan Hari Raya Maria, Bunda Allah, segenap warga kota tersebut mengadakan acara menghantar Patung Bunda Maria mengelilingi kota. Sesampainya di gerbang kota, walikota menyerahkan kepada Bunda Maria, kunci kota tersebut. Inilah simbol bahwa kota ini dan segenap warganya dipercayakan ke dalam perlindungan kasih kebundaan Maria.
Kita mengawali tahun baru 2020 dengan merayakan Hari Raya Maria, Bunda Allah. Kita juga mempercayakan hidup dan karya kita ke dalam pemeliharaan penuh kasih Bunda Maria. Kita belum tahu apa yang bakal kita alami sepanjang tahun ini, namun dalam iman akan Yesus Kristus, Penyelamat kita, kita meletakkan seluruh rencana kehidupan kita di pangkuan bund akita, Maria.
Siapa Maria bagi kita? Mengapa Maria, Wanita sederhana dari Nazareth itu dimuliakan dengan gelar Bunda Allah? Dari mana berasal derajat dan martabat demikian tinggi itu? Jawaban atas pertanyaan ini adalah segala sesuatu yang berkenan dengan Maria, adalah seutuhnya rencana dan kehendak Allah. Maria dipilih Allah untuk menjadi bunda Putera Tunggalnya. Allah sendiri yang memberi martabat itu kepada Maria. Yesus membawa dalam diri-Nya hidup Ilahi dalam balutan hati dan kasih Maria. Ia mewarisi tubuh insani dari seorang wanita sederhana yang menjawab kepada utusan Allah: “Jadilah padaku seturut kehendak-Mu.”
Dalam katakombe di Roma, umat purba, yang kala itu sedang berada dalam pengejaran dan siksaan, percaya bahwa wanita sederhana ini, dengan FIAT-nya, dapat mengubah nasib dan sejarah manusia. Karya Allah yang melibatkan Maria telah mendatangkan keselamatan bagi manusia. Bagaimana hal itu terjadi? Maria tidak hanya setia kepada Sabda yang mengubah dirinya saat inkarnasi Sabda menjadi manusia. Ia juga dengan berani terlibat dalam penderitaan penyaliban dan kebangkitan Yesus, puteranya. Maria dimuliakan karena ia diperkenankan memasuki misteri Paskah Yesus Kristus. Dalam cahaya paskah ia dikenal sebagai wanita baru yang membawa keselamatan bagi manusia. Dialah, oleh Yustinus martir disebut ibu Adam baru (1Kor:15) yang membuka jalan baru bagi keselamatan manusia melalui FIAT-nya. Dialah Eva baru, ibu semua ciptaan baru.
Sejak abad pertama kekristenan, Maria sudah disebut dengan sebutan Yunani: “Theokotos” (Bunda Allah). Gelar ini diberikan kepadanya karena ia dipilih dan ditentukan untuk mengandung dan melahirkan Putera Allah. Dalam cahaya inkarnasi Sabda Allah yang menjadi manusia, Maria digelari Bunda Allah. Konsili di Efesus tahun 431 menegaskan hal berikut: “If anyone does not confess that God is truly Emmanuel, and that on this account the holy virgin is the “Theotokos” (for to the word of God become flesh by birth) let him be anathema.” Konsili mengatakan bahwa bila seseorang tidak mengakui bahwa adalah sungguh Sang Imanuel, dan oleh karena itu perawan suci disebut “Theotokos (Bunda Allah), karena menurut daging ia (Maria) memberi hidup bagi Sabda Allah menjadi daging melalui kelahiran, biarlah dia terkutuk).”
Bila Allah yang mahakudus begitu mengasihi Maria dan membuat hidupnya demikian istimewa sebagai Bunda Putera-Nya, kita tentu tidak memiliki alasan sedikitpun untuk mengabaikannya. Sebaliknya, kita memohonkan rahmat dan kemurahan hati Allah untuk ikut menikmati rahmat yang dicurahkan Allah dalam dan melalui Maria. Maria tidak hanya dipandang sebagai Bunda Allah dan Bunda Kristus, ia juga Bunda Gereja. Maka selayaknyalah kita berhimpun dalam naungan kasih hatinya yang tersuci, dan membiarkan diri berlindung pada mantel keibuannya. Dalam perlindungannya sebagai Bunda Allah, Bunda Kristus dan Bunda Gereja, marilah kita mempersembahkan diri kita, keluarga kita dan pekerjaan kita di tahun baru, 2020 ini.