Sabtu (05/9/2020) berlangsung acara pemberkatan sekaligus peresmian asrama mahasiswi STFSP. Hadir Uskup Keuskupan Manado Mgr. Benediktus Rolly Untu, MSC, Ketua STFSP Dr. Gregorius Hertanto, S.S., M.Th. Ketua Yayasan Pst. Ventje Runtulalo, S.S., M.Th Pr, dan Suster General Kongregrasi DSY, Sr. Christine Tandayu, DSY. Ikut hadir juga Pst Paroki Fransiskus Xaverius Pineleng Pst. Olpensius Motikas,Pr, Pembimas Katolik Kantor Kementrian Agama Provinsi Sulawesi Utara Ibu Dra.Youla Makarawung, Hukum Tua Desa Pineleng II Bpk Hengki Tangapo, Staf dosen dan karyawan-karyawati STFSP serta para penghuni baru.
Acara dimulai pukul 09.00 Wita dengan misa yang dipimpin Bapa Uskup. Dalam khotbahnya beliau mengangkat biografi St. Benedikta dari Salib yang menjadi nama pelindung asrama ini. Santa bernama asli Edith Stein ini menemukan kembali Tuhan setelah sempat menjadi atheis. Ia menjadi filsuf fenomonologi yang serius, tetapi itu tidak menghalanginya untuk sampai pada perjumpaan dengan kebenaran sejati. Ia memutuskan untuk dalam iman Katolik, dan bahkan masuk biara kontemplatif karmel. Kata Bapa Uskup: “Semakin tenggelam seseorang dalam Tuhan, semakin ia harus masuk kedalam dunia dan melaksanakan hidup ilahi didalamnya”. Mgr berharap dengan menggunakan nama Sta. Benedikta dari Salib para mahasiswi dapat menimba inspirasi dan semangat melayani dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Setelah missa selesai, kemudian dilanjutkan dengan acara ramah-tamah. Ketua STFSP, Gregorius Hertanto mengatakan bahwa momen ini sudah lama dirindukan. Asrama akan menjadi tempat untuk membina calon-calon pewarta yang unggul dan handal sebagai calon pemimpin masyarakat. Katekis adalah salah satu dari capaian pembelajaran STFSP, bukan hanya untuk para awam, tetapi juga untuk semua lulusan termasuk calon imam. Sebagai filsuf dan teolog, mereka juga akan dihadapkan pada tugas pewartaan dan kenabian. Tantangan sekarang adalah bagaimana menjadi pewarta yang unggul untuk dapat mewartakan kabar sukacita di tengah masyarakat majemuk.
Bapak Hengki Tangapo, menyambut warga asrama sebagai warganya, dan bangga atas asrama sebagai tempat pembinaan SDM di bidang rohani dan intelektual. Sementara Ketua Yayasan Pst Ventje Runtulalo, S.S., M.Th melihat pembangunan asrama Puteri sebagai ‘’sebuah keajaiban’’, karena dapat dibangun dan selesai ditengah-tengah pandemi yang membuat pergerakan semua orang terbatas. Iman, kerjasama dan niat baik menjadi kunci. Pantaslah semua bersukacita karena dapat meresmikan asrama ini. Pembangunan asrama ini sejalan dengan cita-cita bapa Uskup untuk mengangkat peranan kaum awam di keuskupan Manado.
Demikian Pembimas Katolik Kantor Kementrian Agama Sulawesi Utara Ibu Dra. Youla Makarawung, M.M. menyampaikan harapannya agar asrama menjadi tempat untuk pembinaan dan tempat belajar. Semoga mahasiswi yang tinggal dapat berproses. Sebagai alumni beliau juga terlibat, serta mendukung dengan mengusahakan Puji syukur, Alkitab dan peralatan rohani lainnya. Pada kesempatan itu Ibu Youla yang murah senyum ini juga menyerahkan cindera mata mewakili alumni angkatan 88. Akhirnya Mgr. Beliau menegaskan lagi agar para mahasiswi belajar dari teladan hidup Sta. Benedikta dari Salib bahwa dalam kehidupan, tidak ada sesuatu yang berjalan dengan mulus, tetapi banyak pengorbanan yang harus dilakukan agar dapat mencapai keberhasilan dalam menempuh pendidikan.
Istimewanya, asrama ini mempunyai Pembina suster, yaitu Suster Gerarda Untu, DSY. Masih ada banyak perlengkapan yang masih kurang, yang akan dilengkapi. Semoga adanya asrama dapat semakin mempersiapkan calon pelayan umat dan pemimpin masyarakat yang unggul. (Melisa Kising)