Pineleng, 19 Desember 2020
Pertemuan dengan stakeholders menjadi bagian sangat vital dalam managemen perguruan tinggi. Demikianlah disadari oleh Badan Penyelenggara YPTKKM dan Pimpinan STFSP. Itulah yang terjadi pada pagi siang hari ini di Aula STFSP. Hadir dalam pertemuan ini Bapa Uskup Keuskupan Manado, Mgr. Benediktus Rolly Untu MSC, Administrator Keuskupan Amboina Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC dan Pater Propinsial MSC Indonesia, Pater Samuel Maranressy MSC.
Setelah diawali dengan lagu Mars STFSP, acara dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Keuskupan Manado, Pst. Ventje Runtulalo, S.S., M.Th. Pastor Ventje memaparkan perkembangan keterlibatan Yayasan sebagai badan penyelenggara yang semakin solid untuk perkembangan STFSP. Beberapa hal yang dulu diurus oleh sekolah kini sudah ditangani oleh Yayasan. Sarana dan prasarana penunjang, di samping keuangan dan pendanaan lainnya, sekarang menjadi fokus perhatian. Demikian juga Yayasan semakin kokoh dengan telah dibuatnya anggaran dasar dan rumah tangga.
Acara inti dari pertemuan ini adalah dialog antara para stakeholders dan pihak STFSP. Acara dimoderatori oleh Pst. Dr. Barnabas Ohoiwutun, dan dimulai dengan laporan dari Ketua STFSP, Pst. Dr. Gregorius Hertanto Dwi Wibowo S.S., M.Th. Pst. Hertanto, demikian dia biasa disapa, memaparkan proses bisnis perguruan tinggi STFSP mulai dari input sampai dengan outcome. Di bagian pendahuluan disebut berbagai prestasi STFSP yang sudah dicapai, antara lain peringkat ke-2 perguruan tinggi dengan kinerja terbaik di Sulawesi Utara, peringkat ke-11 dalam skala klasterisasi di Sulawesi-Gorontalo. Disinggung juga bahwa STFSP ada di klaster 4, yang mengundang tantangan sendiri. Di sini perhatian pada kualitas dosen perlu diperhatikan. Kesadaran dosen akan kewajiban Tridharma perlu ditingkatkan.
Di bagian inti Ketua STFSP menguraikan satu persatu elemen pengelolaan STFSP mulai dari Input: keadaan dosen STFSP, keadaan mahasiswa dan berbagai macam seluk beluknya. Mahasiswa STFSP aktif sekarang 321 orang. Mereka terdiri dari mahasiswa calon imam MSC (65 orang), Calon imam Keuskupan Manado (104 orang) dan calon Imam Keuskupan Amboina (81 orang), dan mahasiswa awam. Asal daerah dan budaya yang bervariasi menambah kebanggaan sendiri bagi STFSP, namun juga memberikan tantangan tersendiri dalam pendidikan.
Di bagian keuangan dukungan dari stakeholders sangat baik. STFSP tidak mengalami kesulitan yang berarti dalam hal ini. Namun menurut Ketua, beberapa hal perlu diatur kembali agar STFSP dapat menjawab tantangan dan tuntutan jaman. Ini juga menyangkut tata adminstrasi dan pengelolaan lainnya.
Akhirnya dari segi output dan outcome ada tantangan untuk mendorong kegiatan tridharma dosen khususnya dalam hal penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. STFSP mempunyai potensi yang demikian bagus dari segi pendidikan para dosen. Dengan pelatihan dan semangat baru kiranya kemampuan ini akan menghasilkan karya-karya ilmiah dan inovasi yang mumpuni.
Para Bapa Uskup dan Pater Propinsial menyambut baik laporan dari Ketua dan juga masukan-masukan lainnya dari para dosen dan akan menindak lanjuti dalam pertemuan antarstakeholders pada malam harinya.